Rabu, 16 Juni 2010

tAK siA-siA...



aku duduk didepan jendela berterali putih, dengan meja marmer kecil di depanku. hmm...diluar ada sebuah taman kecil yang hijau dan basah.
udara saat ini lum
ayan sejuk, tidak..tak kuhidupkan AC kamar, jendelanya justru kubuka hingga bau tanah basah menyeruak masuk dalam kamar ini.

bau favoritku..

hmm...gerimis baru saja mempercepat ritme lajunya, derasnya hujan diluar memperindah lamunanku. kunikmati titik-titik yang turun menghujam ketanah,sama nikmatnya seperti secangkir choco latte yang mengepul panas disamping buku harianku.

saat ini baru pukul 2 siang, namun langit jakarta sudah menyuguhkan kesejukkan dan keteduhan yang jarang ada.
dan disinilah aku, sudah 2 minggu menumpang dirumah pamanku yang nyaman. Alhamdulillah 2 bulan yang lalu omku dipindah tugaskan dari lampung ke jakarta selatan.
dan aku yakin, itu bukanlah suatu kebetulan semata...



disela suara hujan, kupasang mp3ku...

cahaya hati-opick...
"Allah Engkau dekat..penuh kasih sayang.....takkan.."

ah..sayup-sayup kuresapi kata demi kata yang mengalun sendu...

'jangan...jangan menangis Cia...jangan lagi..' kudengar suara dalam diri.

aku menarik nafas dalam-dalam, mmh..sungguh bau favoritku, bau tanah dan rumput basah yang segar. entah mengapa dan sejak kapan kusuka bau ini. mataku menatap dalam-dalam rumput hijau yang basah dengan indahnya, sembari menyandarkan tubuh dikursi putar.

ini juga lagu kesukaanya mas.
suatu ketika, pernah dia berkata padaku, "rasanya ingin menangis dengar lagu ini, entah kenapa jadi merasa keciil dihadapan Allah, dan betapa sayangnya Allah sama mas..sama Cia"
itu kata mas,dulu..saat mas masih berbagi cerita dan kisah denganku. aah..sudah..sudah...jadi teringat padanya, semakin merindunya. hampir tiga minggu kita tak bertegur sapa, ini kali pertamanya dalam 2 tahun terakhir.
masku..jagoanku...cintaku...

hujan kali ini lagi-lagi ku mengingat
mu,
perih yang kau tancapkan dihatiku berkelebat dibenak,
terkuak dan bernanah tuk kesekian kali,
sakit dan ketidakberdayaanku terputar tanpa ijin diingatanku, kembali pada bulan-bulan kau siksa aku dengan diammu.
terputar kembali saat akhir pertemuan dan pudarnya cinta dimatamu kala itu, sungguh sakit...

karna disaat yang bersamaan,
dalam terbentangnya jarak, kurawat cinta yang kau titip dihatiku,
semakin membesar dan membesar...


Astagfirullah...apa yang kupikirkan..
cepat-cepat ku alihkan ingatanku sesuatu yang menyenangkan...
mmhh..kali ini pada tawa dan senyummu...

ya mas, tawa dan senyummu saat bersama teman-tema
nmu kemarin itu. sama seperti saat berdua bersamaku dahulu.
dan aku merelakan cintaku hanya untuk melihatmu tertawa lepas setiap hari seperti itu.
kesedihanku yang berlipat seperti terkena mantera itu, tiba-tiba musnah entah kemana, begitu teringat betapa bahagianya mas sekarang,
lepas bebas tanpa beban dan bayang-bayangku,

Cia kembali menulis di buku hariannya,

"ya..
DNA cintaku perlahan lahan kupadamkan,
demi melihatmu tertawa dan tersenyum lagi seperti dulu..
jadi...berbahagialah mas, dengan melihatmu tersenyum tampan seperti itu, aku yakin pengorbananku tak sia-sia.."
Cia tersenyum...menaikkan lutut dan mendekapnya...


hujan semakin deras diluar sana...
cia tertunduk,bibirnya bergetar hebat,

menangis memeluk lututnya..
tak ada lagi yang dapat diandalkan kecuali dirinya sendiri.
menangis dalam hening kamar
dan paraunya suara hujan.
menghibur diri dan hati yang ternyata masih terluka...

2 komentar: